Penulis: Ega Hartati
Editor: Setyoningsih Subroto
Sumber: Pexel.com
Membahas hubungan pertemanan antar lawan jenis sebenarnya sudah tidak asing atau sudah bisa dikatakan wajar dalam kehidupan sehari-hari kita. Sebelum membahas lebih jauh apa kalian pernah mendengar atau familiar dengan istilah platonic relationship? Platonic relationship adalah istilah yang digunakan untuk sebuah hubungan pria dan wanita yang melibatkan rasa emosional tanpa melibatkan keterikatan romantisme dan seksual. Atau lebih sederhananya dapat dikatakan hubungan platonis ini merupakan hubungan antar dua orang yang sebenarnya mereka tertarik satu sama lain namun cukup “sekadar teman saja” tanpa ada harapan untuk berpacaran atau melibatkan gairah seksual.
Hubungan platonis sendiri masih sering menjadi perdebatan dan memunculkan pendapat yang bertolak belakang apalagi dalam hubungan asmara. Alih- alih berteman malah kamu dianggap berselingkuh karena pasanganmu tidak percaya tentang konsep “pria dan wanita hanya berteman saja”. Lalu bagaimana jika pasangan kamu memiliki pemahaman demikian?
Untuk mereka yang berpendapat atau mempercayai bahwa “pria dan wanita tidak bisa hanya berteman saja”, biasanya didasari dengan pengalaman pribadi atau orang lain. Yakni dengan adanya rasa suka atau ketertarikan yang bermula dari pertemanan. Atau bahkan perubahan status dari “berteman” menjadi “berpacaran”. Hal ini tentunya banyak disebabkan oleh beberapa kemungkinan seperti komunikasi yang terjalin sangat intens hingga sentuhan fisik sederhana (berpegangan tangan, mengelus pundak/kepala, dll) dapat menimbulkan kenyamanan satu sama lain. Hal-hal seperti itu tak melulu berakhir dengan berpacaran atau bertepuk sebelah tangan, sebagian juga bisa berakhir dengan keadaan friendzone. Sebuah situasi yang masih banyak ditakuti oleh banyak orang (mungkin kamu termasuk salah satunya hehehe).
Lantas apa benar hubungan platonis ini hanya menjadi tameng untuk menutupi perasaan yang sebenarnya atau hubungan platonis ini memang benar-benar bisa terjadi pada orang-orang? Ada 2 kutub yang memberi tanggapan bahwa pria dan wanita bisa hanya berteman saja tanpa melibatkan perasaan. Yang satu beranggapan bahwa mungkin sulit untuk dilakukan, sedangkan yang lainnya bisa 100% dengan keyakinan kuat.
Menentukan “batasan” menjadi salah satu hal penting yang perlu dilakukan agar hubungan platonis ini berjalan baik, untuk itu tidak ada salahnya untuk menentukan dengan tegas batas-batas aspek seperti sentuhan fisik, candaan yang membuat tak nyaman, atau hal halnya lainnya yang mengakibatkan perasaan yang berlebih. Apalagi jika kamu sudah berpasangan dan tidak ingin terjebak dalam situasi memilih (teman atau pasangan). Jika memungkinkan, buatlah teman dan pasanganmu agar saling mengenal agar tidak ada kesalahpahaman yang muncul dan kedua jenis hubungan tersebut dapat kamu jalani dengan nyaman.
Meskipun banyak jurnal ilmiah yang meragukan bahwa pria dan wanita bisa hanya sekadar berteman tanpa adanya ketertarikan romantisme atau seksual, tidak menutup kemungkinan bahwa hubungan ini bisa berjalan dengan baik. Karena pada dasarnya, skema pertemanan antara pria dan wanita sangat berbeda. Hubungan pertemanan pria biasanya bersifat side to side atau bersebelahan, maka dari itu mereka jarang sekali menggunakan sisi emosional. Keterikatan mereka lebih banyak dibangun melalui kegiatan fisik sehingga jarang mengalami pertengkaran. Sisi buruknya, para pria akhirnya sulit untuk menunjukkan sisi lemah atau sensitif, seperti menunjukkan perasaan sedih atau emosi-emosi negatif lainnya. Sebaliknya, wanita lebih sering melibatkan atau menggunakan sisi emosional karena keterikatan mereka dibangun dengan intimasi, komunikasi, dan dukungan. Pertemanan wanita juga sangat terbuka secara emosi dan perasaan sehingga rentan menimbulkan sakit hati hingga
pertengkaran.
Nah, jika kedua belah pihak dengan skema pertemanan yang berbeda lalu bertemu dan menjadi teman, maka ada unsur saling melengkapi kebutuhan. Pria dapat menunjukkan sisi emosionalnya sedangkan wanita dapat lebih terbuka mengenai isi pemikirannya. Itulah yang menyebabkan kedua belah pihak dapat berhubungan dengan baik dan menikmati pertemanan dengan lawan jenis. Lancar atau tidaknya hubungan pertemanan antar lawan jenis tergantung kepada pribadi dan tujuan masing-masing pihak. Ada yang berteman karena memang tertarik secara romantisme atau seksual, namun ada juga yang didasari niat untuk berkembang. Apapun pendapat atau opini yang beredar, semuanya kembali lagi kepada keyakinan dan komitmen personal. Selama kamu memiliki komitmen kuat maka situasi akan lebih terkendali dan kamu bisa terhindar dari konflik baik dalam pertemanan maupun hubungan asmara.
Referensi ;
Sagarmatha, A. (2019, Agustus 31). “Fakta Persahabatan Lawan Jenis , Bisakah Teruwujud?".
http://www.guesehat.com/fakta-persahabatan-lawan-jenis-bisakah-terwujud
“Dapatkah Pria Dan Wanita Dewasa Hanya Berteman”. (2020).
http://www.alodokter.com/dapatkah-pria-dan-wanita-dewasa-hanya-berteman
Greatmind. (2021,September 14) This Is Sati, This Is Lovetalk; Pertemanan Pria Dan Wanita.
Putra, A. (2020, Mei 19). “Cinta Platonic: Mungkinkah Bersahabat Tanpa Baper Yang Bikin
Pelik?”
https://www.sehatq.com/artikel/platonik-adalah-persahabatan-bisa-saling-tertarik-tapi-
berteman-saja
Comments