top of page
Writer's pictureWomen's Empowerment Indonesia

Me Time : Relaksasi Diri atau Lari dari Tanggung Jawab?

Penulis: Khurien Rahma

Editor: Setyoningsih Subroto


Apa sih me time itu?


Secara singkat me time berarti meluangkan, menyediakan, atau menyiapkan waktu untuk diri sendiri. Waktu di mana kamu melakukan kegiatan yang membuat kamu merasa senang dan tenang serta tidak membuat kamu berpikir mengenai hal lain yang bisa membuat kamu stres. Jika me time dilakukan dengan cara yang tidak tepat, maka me time kamu tidak efektif.


Lalu bagaimana me time yang efektif itu?


Dilansir dari Harvard Health, ada baiknya setiap individu untuk menghabiskan setidaknya 30 menit dari 24 jamnya sendiri. Kapan tepatnya me time sebaiknya dilakukan setiap harinya tidak bisa ditentukan secara pasti karena setiap individu memiliki cara untuk menghabiskan me time yang berbeda. Ada yang melakukan perawatan diri, ada yang merasa tenang saat membaca buku, ada yang menghabiskan me time dengan bercengkrama dengan hewan peliharaannya, atau ada yang merasa senang saat berhasil menyusun ratusan puzzle. Yang perlu diperhatikan adalah waktunya, 30 menit sudah cukup. Anastasia Satriyo, M.Psi (psikolog dan mental health advocate), mengatakan bahwa cukup meluangkan waktu kurang dari setengah jam setiap harinya untuk membuat pikiran rileks. Ini jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan 1 jam tetapi hanya sekali dalam sebulan. Kegiatan yang dilakukan juga harus memberikan efek senang dan tenang kepada diri sendiri. Tidak perlu kegiatan yang menghasilkan sebuah karya. Bernapas dengan teratur dan tidak melakukan kegiatan apapun selama lima menit juga bisa dikatakan sebagai me time. Untuk kalian yang suka minum teh, bisa juga menjadikan rutinitas tersebut sebagai waktu untuk me time.



Me time akan menjadi sangat bermanfaat bagi kesehatan mental jika efek yang ditimbulkan adalah kembali segar dan dapat melanjutkan rutinitas dengan baik. Seperti yang dilansir dari laman halodoc.com, salah satu manfaat me time adalah membantu meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan produktivitas. Jadi jangan takut pekerjaan kalian akan terbengkalai karena me time! Selain itu, jika pikiran kalian menjadi rileks setelah melakukan me time, bukan tidak mungkin kalian bisa mengatasi masalah dengan lebih efektif. Untuk kalian yang masih mencari cara untuk mencintai diri sendiri, me time bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan otak, pikiran, dan perasaan. Dengan me time, kamu memiliki waktu untuk berdialog dengan suara hatimu, dengarkan apa yang selama ini kamu inginkan, dan puji diri sendiri karena telah berhasil mengerjakan banyak hal. Niscaya kamu akan mulai mencintai diri sendiri. Oleh karena itu, me time seharusnya menjadi sebuah rutinitas yang harus dilakukan oleh masing-masing individu setiap hari.


Ada banyak dampak negatif yang bisa mengancam kesehatan mental jika melewatkan me time. Di masa pandemi seperti saat ini, banyak orang yang sudah mengalami stres. Contohnya saja anak-anak dan remaja. Mereka terlalu sibuk untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah sehingga tidak memiliki waktu untuk sekadar bermain atau menenangkan diri sejenak. Terlebih lagi dengan adanya tren untuk mengikuti kegiatan volunteer yang terjadi pada era pandemi seperti saat ini. Banyak remaja yang berambisi untuk mengikuti kegiatan tersebut lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan. Akibatnya, para remaja tidak sadar bahwa mereka sedang mengalami toxic productivity. Jika mereka tetap menganggap hal tersebut adalah hal yang harus dilakukan, bukan tidak mungkin mereka akan cepat mengalami stres karena tidak sempat meluangkan waktu untuk beristirahat sejenak.


Yang lebih buruk, dampak negatif dari melewatkan me time terkadang tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, namun juga orang-orang di sekitar. Contohnya seorang ibu rumah tangga yang tidak sempat melakukan me time karena kesibukannya dalam mengurus rumah. Jika seperti itu tentunya rentan untuk mengalami stres. Seorang ibu yang stres tidak baik untuk pertumbuhan anaknya. Anak juga tidak akan bahagia jika ibunya merasa stres. Hubungan antara suami istri juga akan memburuk jika salah satunya tenggelam dalam kesibukan dan tidak diperhatikan. Berdasarkan studi dari University of Michigan, kurangnya me time berpengaruh lebih besar dalam menciptakan pernikahan yang tidak bahagia dibandingkan dengan kurangnya hubungan seks yang memuaskan. Wow! Ternyata bisa seburuk itu dampak dari kurangnya me time!


Jadi untuk kalian yang pernah berpikir bahwa me time adalah pemikiran orang egois yang mau menghindar dari tanggung jawab, coba kalian pertimbangkan lagi. Apakah benar yang dilakukan itu me time? Karena seharusnya me time akan memberikan dampak positif kepada individu yang melakukannya. Jika setelah me time ada dampak negatif yang muncul, itu berarti yang selama ini dilakukan bukanlah sebuah me time. Jika seseorang mengatakan bahwa ia sedang melakukan me time dengan melihat tanaman di depan rumahnya selama lima jam dan berakhir dengan tidak melakukan tanggung jawabnya, maka benar jika ia hanya menggunakan embel-embel me time sebagai alasan untuk memenuhi hasrat kemalasannya.


Nah sudah paham kan soal me time? Jangan lupa untuk menyayangi dirimu. Me time dulu yuk!



Referensi

Asp, K. (2013, Oktober 23). Web MD. Retrieved from https://www.webmd.com/balance/features/prioritizing-time-for-yourself-for-health

Handayani, d. V. (2019, Oktober 10). Halodoc. Retrieved from https://www.halodoc.com/artikel/pentingnya-me-time-bisa-jaga-kesehatan-mental-benarkah

Kirnandita, P. (2020, Agustus 20). Magdalene. Retrieved from https://magdalene.co/story/me-time-bukan-mitos-bagi-orang-tua-baru-ini-perlu-dilakukan-rutin

Perwitasari, N. H. (2020, September 29). tirto.id. Retrieved from https://tirto.id/berapa-waktu-ideal-untuk-me-time-menurut-psikolog-f5gy

Sherrie Bourg Carter, P. (2012, Januari 31). Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/high-octane-women/201201/6-reasons-you-should-spend-more-time-alone


17 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page