Apa kamu sudah menonton film Dua Garis Biru (2019) karya Gina S. Noer yang diperankan oleh Angga Yunanda dan Zara Adhisty? Atau, mungkin kamu lagi nonton serial terbaru Little Mom (2021) yang diperankan oleh Natasha Wilona, Teuku Rasya, dan Al Ghazali? Kalau iya, gimana menurut kamu? Apa kira-kira pelajaran yang kamu dapat dari kedua film dan serial tersebut? Jika kamu sudah menonton salah satu dari keduanya, kamu pasti tahu topik apa yang ingin dibagikan kepada penonton oleh penulis maupun para pemain. Ya, remaja di bawah umur yang hamil di luar nikah.
sumber gambar: Teaser Dua Garis Biru YouTube
Fenomena ini sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak ditemukan kasus kehamilan di bawah umur yang dialami oleh remaja yang masih bersekolah. Menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2020, angka hamil dan melahirkan pada usia 15-19 tahun di Indonesia masih tinggi, loh. Sekitar 36 kasus dari 1.000 kelahiran. Kira-kira, apa saja faktor remaja yang hamil di usia dini? Apa akibatnya dan bagaimana cara kita mencegahnya? Yuk, kita cari tahu!
Usia remaja saat ini terhitung dari usia 10-19 tahun. Masa remaja adalah masa di mana seorang manusia mulai mengalami perubahan fisik yang kita kenal dengan masa pubertas dan perubahan sudut pandang yang lebih luas. Keingintahuan mereka pun lebih besar dibandingkan sebelumnya. Rasa penasaran seorang remaja dapat menjadi dampak positif bahkan negatif bagi dirinya. Di masa inilah seorang remaja mulai memahami apa arti dari ‘pacaran’, makna dari ‘pasangan’, bahkan mereka akan semakin mengenal kata ‘berhubungan badan’ atau ‘hubungan intim’.
Faktor Kehamilan di Usia Remaja
Beberapa penyebab hamil di usia remaja adalah kurangnya kontrol orang tua yang membuat anak bebas bergaul dan hubungan keluarga yang buruk. Lalu yang menjadi faktor paling utama ialah kurangnya edukasi tentang kesehatan reproduksi, organ intim, aktivitas seksual, dan sebagainya.
Di sekolah, para pengajar akan memperkenalkan kepada siswanya pembelajaran tentang sistem reproduksi manusia seperti apa saja bagian dari alat kelamin perempuan maupun laki-laki, sel apa yang dihasilkan, dan sebagainya. Sayangnya, edukasi seks atau pendidikan seksual yang sebenarnya juga penting untuk diajarkan kepada remaja, masih dianggap tabu untuk diberikan di sekolah dan bahkan di rumah. Padahal, orang tua hendaknya mulai mengenalkan pengetahuan dasar tentang organ genital, alat kontrasepsi, menstruasi, mimpi basah, masa subur, proses melahirkan, dan lain sebagainya. Karena edukasi tersebut dapat menekan angka pernikahan dini di Indonesia yang disebabkan oleh peristiwa hamil di luar nikah atau hamil di bawah umur.
"Sayangnya, edukasi seks atau pendidikan seksual yang sebenarnya juga penting untuk diajarkan kepada remaja, masih dianggap tabu untuk diberikan di sekolah dan bahkan di rumah."
Risiko Hamil Usia Muda
Kehamilan pada usia remaja perempuan harus ditekan dan dikurangi karena hamil di usia yang belum matang atau di bawah 18 tahun, sangat berisiko dibanding usia 20 ke atas. Pada cuplikan adegan film Dua Garis Biru, ketika Dara dan Bima sedang bersekolah, kondisi Dara tengah mengandung lalu ia pingsan saat jam olahraga. Ketika dibawa ke dokter, sang dokter mengatakan bahwa usia Dara yang masih sangat belia dinilai sangat riskan dan bisa membahayakan janin serta dirinya sendiri. Salah satu contoh penyebab remaja perempuan umumnya belum siap menjalani proses persalinan misalnya karena panggul yang masih sempit dan alasan medis lainnya.
Selain itu, ketika dokter tersebut bertanya kepada Dara dan Bima hal-hal tentang kehamilan dan melahirkan, mereka berkata bahwa mereka tidak tahu. Nah, gambaran seperti inilah yang nampaknya dirasakan juga oleh sebagian besar remaja di Indonesia yang sudah melakukan hubungan intim di usia muda dan tidak mengetahui apa konsekuensinya. Sebagai bukti, beberapa waktu lalu, terjadi beberapa kasus pernikahan dini yang dilakukan oleh remaja di bawah 19 tahun dan kehamilan menjadi salah satu penyebabnya.
Risiko lain yang akan dialami seorang remaja yang hamil di usia sekolah adalah masa depannya akan terancam. Tidak sedikit remaja perempuan maupun laki-laki yang memutuskan untuk berhenti sekolah karena merasa malu atas perbuatannya dan mau tidak mau mereka harus mempertanggungjawabkannya dengan menikah. Miris sekali jika seorang remaja perempuan terpaksa harus berhenti mengejar cita-citanya karena hamil di luar nikah dan menjadi ibu di usia muda. Begitupun dengan remaja laki-laki yang telah menghamili pasangannya akhirnya harus menghentikan pendidikannya dan mau tidak mau harus menjadi seorang ayah.
Cara Memberikan Edukasi Seksual Pada Remaja
Pendidikan seksual sebaiknya dilakukan sedini mungkin, dimulai dari usia 3 atau 4 tahun. Namun, untuk remaja bisa dilakukan mulai dari usia 10 tahun ke atas. Ada beberapa cara nih yang bisa kamu lakukan jika ingin memberikan edukasi seks kepada anak, saudara, atau jika kamu ingin mengedukasi diri sendiri yang mungkin masih belum paham tentang hal yang berkaitan dengan seksualitas.
Research. Penting sekali untuk membaca artikel atau buku yang berkaitan dengan seksualitas dan tentunya harus diperoleh dari sumber yang valid. Pengetahuan yang diperoleh pun tidak hanya untuk mengedukasi diri sendiri namun juga dapat kita sebarkan kepada orang lain. Pastikan sumber yang kita baca berasal dari sumber terpercaya.
Bicara to the point. Cara ini bisa kamu lakukan kalau kamu ingin memberi edukasi kepada anak atau saudara kamu jika komunikasi antara kamu dan mereka terjalin baik. Jelaskan secara gamblang tentang risiko melakukan seks, bagaimana cara menghindarinya, apa saja penyakit kelamin dan sejenisnya. Ingat, berikan info valid dari sumber terpercaya.
Jujur. Ya, menjelaskan dengan jujur memang terdengar sulit, namun cara ini harus kita lakukan ketika memberikan edukasi seks karena penjelasan yang apa adanya akan mempermudah orang lain (dalam hal ini remaja) untuk memahaminya. Poin terakhir adalah jawab apapun pertanyaan yang kamu terima. Jawablah pertanyaan yang dilontarkan dengan jelas dan tanpa rasa canggung kepadamu ketika sedang berdiskusi.
Tujuan pemberian edukasi seks kepada remaja adalah menghindari efek negatif dari media dan lingkungan, terlebih jika lingkungan tempat kamu tinggal sangat bebas. Tidak sedikit remaja laki-laki yang sudah mulai berani menggoda teman perempuannya hingga mengajak berpacaran dan sebagainya. Maka dari itulah perlu diberikan edukasi supaya hubungan asmara yang dijalin para remaja tidak memberi dampak buruk bagi mereka. Selain itu, tujuan edukasi seks adalah agara seorang manusia dapat menjaga dan menghargai dirinya sendiri. Tidak semata-mata merelakan dirinya kepada orang lain secara cuma-cuma hanya karena tidak berani melawan atau sudah kadung terpengaruh.
Bagaimana? Apakah membantu? Semoga kita bisa menjaga diri kita sendiri, teman, keluarga, dan orang lain, ya. Agar kita dapat menekan angka pernikahan dini yang diikuti oleh kehamilan berisiko hingga kematian bayi yang mengiringinya.
Tulisan oleh: Ribka Octaviana Loren
Referensi: dr. Sienny, A. (2021, Mei 19). Kenali Risiko Hamil Usia Muda Akibat Hubungan Intim Dini. (2021). https://www.alodokter.com/hamil-muda-akibat-hubungan-intim-dini
Angka Hamil dan Melahirkan di Usia Remaja masih Tinggi, BKKBN Luncurkan Siapnikah.org. (2020). https://batampos.co.id/2020/05/05/angka-hamil-dan-melahirkan-di-usia-remaja-masih-tinggi-bkkbn-luncurkan-siapnikah-org/
dr. Verury, V. H. (2020, Juni 20). Anak Mulai Remaja, Bagaimana Mulai Pendidikan Seks? (2020). https://www.halodoc.com/artikel/anak-mulai-remaja-bagaimana-mulai-pendidikan-seks
Anita, D. (2019, Juli 31). Kenali Cara Mengajarkan Pendidikan Seksual pada Remaja. (2019).
Comments