1. Penyalin Cahaya (2021)
Drama/17+
Film yang mengisahkan seorang mahasiswi universitas tahun pertama, Sur (Shenina Cinnamon). Suatu hari Sur pergi ke pesta untuk pertama kali dalam hidupnya untuk merayakan kemenangan Mata Hari, grup teater universitas tempat Sur menjadi sukarelawan sebagai perancang web. Namun, hidup Sur benar-benar berubah setelah dia bangun dari pesta itu pada keesokan paginya. Dia kehilangan beasiswa dan diusir oleh keluarganya setelah selfie-nya saat mabuk beredar secara online. Khawatir bahwa dia mungkin menjadi korban perpeloncoan oleh anggota senior Mata Hari, Sur mencari bantuan dari teman masa kecilnya, Amin (Chicco Kurniawan), yang bekerja dan tinggal di toko fotokopi dekat kampus. Bersama-sama, di toko itu mereka mencoba menemukan kebenaran tentang selfie dan tentang malam pada pesta tersebut dengan meretas ponsel para mahasiswa.
Penyalin Cahaya termasuk salah satu film yang harus kamu tonton karena film tersebut menceritakan perjuangan seorang perempuan dalam mencari keadilan atas dirinya.
2. Yuni (2021)
Drama/13+
Film ini menceritakan seorang gadis remaja cerdas bernama Yuni (Arawinda Kirana), yang memiliki impian besar untuk melanjutkan pendidikannya hingga jenjang perkuliahan. Bahkan, ketika dua pria yang hampir tidak dikenalnya datang melamar, ia menolak lamaran tersebut. Penolakan itu memicu gosip tentang mitos bahwa seorang perempuan yang menolak tiga lamaran tidak akan pernah menikah. Hal yang tak diinginkan pun terjadi. Yuni semakin tertekan ketika muncul pria ketiga yang datang melamarnya. Yuni pun harus memilih antara mempercayai mitos atau mengejar impiannya.
Budaya patriarki yang kerap membelenggu kebebasan seorang perempuan masih marak ditemui di Indonesia. Oleh karena itu, film Yuni cocok untuk mengisi malam minggu kamu lantaran banyak berisi isu-isu sosial yang dilandasi dengan budaya patriarki dalam hampir setiap scene dan tokoh dalam film.
3. 27 Steps of May (2018)
Drama/16+
Film ini mengisahkan seorang gadis SMP bernama May (Raihaanun). Ketika itu May sedang dalam perjalanan pulang dari pasar malam. Alih-alih pulang, May disekap dan diperkosa oleh beberapa orang dan ditinggalkan begitu saja. Dalam kondisi lemah tak berdaya May berhasil pulang ke rumahnya. Sang Ayah (Lukman Sardi) terkejut mendapati kondisi puterinya malam itu. Delapan tahun kemudian, kita akan melihat sosok May yang berbeda, sudah dewasa tapi tidak seceria dulu lagi. Selama 8 tahun May tidak pernah keluar rumah. Ia mengalami trauma berat dan hidup mengucilkan diri di kamarnya disertai perilaku obsesif kompulsif akut yang tercetus oleh traumanya. Sementara Sang Ayah lebih banyak diam dan memendam amarah pada dirinya sendiri karena kegagalan melindungi May. Keseharian mereka di rumah hanya memproduksi boneka buatan tangan May diwarnai dengan ketelatenan Sang Ayah yang meladeni segala kebutuhan May.
Hari-hari May berubah manakala lewat tembok kamarnya ia menyadari ada tetangga baru yang ternyata seorang Pesulap (Ario Bayu). Suatu kejadian membuat tembok kamar May jebol dan memberi kesempatan May untuk mengintip dan berinteraksi dengan Pesulap tersebut tanpa Ayah May ketahui. Ketertarikan May pada Pesulap tetangganya itu membuat perlahan demi perlahan May mulai terbuka dan menandai perlawanan May terhadap rasa traumanya. Sedangkan sang Ayah meluapkan amarahnya dengan bertinju secara ilegal yang membuatnya beresiko kehilangan May.
Berfokus pada trauma mendalam seorang perempuan yang merupakan penyintas kasus pemerkosaan, penonton akan diajak menengok luka mendalam yang dialami sang korban. Melalui film ini, setidaknya kita lebih bisa menyadari bahwa banyak penyintas kasus pemerkosaan di sekitar yang tenggelam dalam nerakanya sendiri. Mereka benar-benar membutuhkan dukungan dalam bentuk apa pun.
Nah, segitu dulu rekomendasi film untuk menemani kamu minggu ini. Happy Watching!
Commentaires