top of page
Writer's pictureWomen's Empowerment Indonesia

3 Rekomendasi Buku tentang Kehidupan Perempuan dengan Lingkungan Berbeda


1. Perempuan di Titik Nol

Perempuan di Titik Nol
Penulis : Nawal El-Saadawi

Buku ini menceritakan tentang peliknya kehidupan perempuan Mesir dari tahun 1970–1980 melalui sosok Firdaus. Pada saat itu, perempuan sering kali menjadi objek kekerasan dan pelecehan atas kaum laki-laki seolah menjadi hal yang wajar di kalangan masyarakat Mesir. Sejak kecil Firdaus hampir selalu dijadikan korban pelecehan seksual oleh teman-teman dan pamannya yang merupakan seorang Syeikh, di mana seharusnya Beliau paham tentang agama dan cara memperlakukan perempuan sesuai syariat Islam. Mirisnya lagi, Firdaus juga mendapatkan kekerasan dari suaminya yang sering memukulinya tanpa alasan yang jelas. Mencoba kabur dari suaminya, Firdaus justru dijebak menjadi seorang pelacur oleh sosok germo yang Ia temui. Kejadian semakin mengenaskan ketika Firdaus mengalami cekcok dengan germo tersebut dan melakukan upaya bela diri dengan tidak sengaja membunuhnya. Beberapa orang yang menyadari pembunuhan yang dilakukan Firdaus semata mata untuk melindungi diri, mereka mengusahakan grasi untuknya. Namun, di luar dugaan Firdaus justru menolaknya dan mengatakan bahwa hukuman mati adalah bentuk kebebasan tertinggi bagi dirinya sebagai seorang perempuan.


Buku ini perlu kamu baca karena didasarkan pada kisah nyata kehidupan perempuan-perempuan Mesir yang pada saat itu mengalami ketertindasan dan dijadikan sebagai objek kekerasan oleh laki-laki.


2. Kim Ji-yeong, Lahir Tahun 1982

Kim Ji-Yeong
Penulis: Cho Nam-Joo

Buku ini bercerita tentang Kim Ji-yeong yang terlahir di keluarga dan lingkungan patriarki. Dari kecil ia sudah merasakan perlakuan yang berbeda semata-mata karna ia seorang “perempuan”. Kim Ji-yeong memiliki 2 saudara kandung; satu kakak dan satu adik laki-laki. Adik laki-lakinya selalu mendapatkan perlakuan istimewa. Ia dan kakaknya harus belajar sambil melakukan pekerjaan rumah, sedangkan adiknya selalu diistimewakan karena adiknya “laki-laki”.


Di manapun ia berada, Ji-yeong selalu merasakan perbedaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan. Saat ia SMP, perempuan tidak diperbolehkan menggunakan sepatu lain sedangkan laki-laki diperbolehkan menggunakan sepatu bola, sepatu olahraga, maupun sepatu lari. Ketika mencari pekerjaan ia menerima kenyataan bahwa Wanita sulit mendapatkan pekerjaan. Di dalam dunia kerja, Ji-yeong merupakan seorang karyawan teladan dan memiliki kinerja yang bagus. Namun, ia tidak pernah mendapatkan promosi, berbanding terbalik dengan rekan kerja laki-lakinya yang sangat mudah mendapatkan promosi.


Setelah menikah, ia harus menerima tuntutan keluarga yang memaksanya untuk segera mempunyai anak. Ji-yeong tahu bahwa mempunyai anak bukan keputusan yang bisa dipikirkan dalam waktu semalam, ditambah beban untuk mengurus anak akan lebih besar dirasakan oleh dirinya bukan suaminya. Diskriminasi gender terus ia rasakan bahkan saat ia mengandung. Keluarga suaminya merasa sedih karena mereka mengharapkan seorang anak laki-laki tapi Ji-yeong saat itu mengandung anak perempuan.


Seperti lingkungan patriarki pada umumnya, semua hal tentang mengurus anak dilimpahkan pada istri. Hal itu membuat Ji-yeong terpaksa harus melepaskan pekerjaannya padahal ia sangat mencintai pekerjaannya. Ji-yeong merasa sangat sedih dan muak dengan diskriminasi gender yang terus ia rasakan. Tapi ia menyimpan semua perasaan itu sendiri, sampai akhirnya ia mengalami depresi.


Buku ini sangat menyuarakan hati perempuan. Semua potret diskriminasi gender ataupun praktik misoginis yang sering dirasakan perempuan digambarkan dengan sempurna pada buku ini. Ada kejadian dimana Ji-yeong diikuti oleh anak laki-laki saat ia pulang kursus. Hal itu membuatnya merasa ketakutan. Namun, Ketika ayahnya menjemputnya dan ia menceritakan tentang kejadian itu, bukannya menanyakan apakah anaknya baik-baik saja, sang ayah malah memarahinya karna ia memakai rok pendek. Terlihat sangat jelas pada buku ini bagaimana perempuan terus didikte kehidupannya, mulai dari cara berpakaian hingga paksaan-paksaan lainnya seperti harus mempunyai anak, harus pintar mengurus suami.


Tidak banyak buku yang menggambarkan kehidupan perempuan setransparan dan se-relateable ini. Cerita Kim Ji-yeong bagaikan cermin bagi perempuan lainnya yang hidup dalam tekanan dunia patriarki. Buku ini banyak memberikan pandangan baru, bahwa setiap perempuan sebenarnya mempunyai mimpi dan keinginannya sendiri, tapi sering sekali diabaikan.



3. Cantik Itu Luka

Penulis: Eka Kurniawan

Novel Cantik Itu Luka merupakan karya pertama Eka Kurniawan. Novel ini menceritakan kehidupan Dewi Ayu, seorang pelacur dengan paras yang cantik di Halimunda pada masa kolonial Belanda. Dewi Ayu merupakan anak dari Henri Stammler dan Aneu Stammler. Henri Stammler merupakan anak dari Ted Stammler dan Marietje Stammler sedangkan Aneu Stammler anak dari Ted Stammler dan Ma Iyang, yang merupakan gundik atau wanita simpanan Ted Stammler. Aneu diasuh oleh Ted dan Marietje sejak Ma Iyang bunuh diri dengan terjun dari bukit cadas. Setelah dewasa Aneu dan Henri saling jatuh cinta hingga Aneu melahirkan seorang putri dari Henri yang diberi nama Dewi Ayu, namun orang tua Dewi Ayu meninggalkannya sejak masih dia masih kecil yang kemudian diasuh oleh kakek dan neneknya. Dewi Ayu tumbuh menjadi gadis pemberani dan kuat.


Ketika Dewi Ayu berumur 17 tahun, dia harus kehilangan keluarganya yang mati karena perang saat tentara Jepang mulai memasuki Hindia Belanda, bahkan Dewi Ayu sempat dipenjara selama dua tahun bersama orang-orang Belanda lainnya oleh pemerintah Jepang. Setelah dua tahun dipenjara, Dewi Ayu bersama 19 perempuan lainnya dipindahkan ke rumah mewah yang dipimpin oleh Mama Kalong, seorang perempuan pribumi pemilik rumah pelacuran. Dari situlah awal mula Dewi Ayu menjadi seorang pelacur bersama 19 perempuan lainnya untuk memenuhi nafsu para tentara Jepang. Novel ini perlu kamu baca karena bercerita tentang kehidupan masyarakat Indonesia di zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan era-era kemerdekaan. Dengan memiliki kurang lebih lima belas tokoh utama, novel ini menggerakan cerita dengan alur yang cukup rumit.


Nah, kira-kira buku apa yang ingin kamu baca duluan, nih? :D




8 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentarios


bottom of page